Jadi Kau Hantu
Kejadian ini aku alami pada saat aku bekerja disebuah perusahaan swasta. Saat itu aku bekerja sebagai staff keuangan dan mengharuskan aku untuk selalu pulang larut malam. Lelah pasti, tapi karena demi sebuah pengalaman akupun menyanggupinnya hingga hari itupun terjadi. Hari dimana aku melihat sesosok pria tampan yang aneh. Kenapa aku bisa berkata dia aneh. Karena aku hanya dapat melihat dia sekali saja.
pada saat itu aku berada diruangan aku duduk dimeja kerja aku, dihadapan saya terdapat sebuah dinding kaca yang memperlihatkan sebuah tangga dengan posisi menyamping menghadap kesebelah kanan aku. ketika itu aku dalam keadaan setengah melamun aku melihat sesosok pria tengah berdiri ditengah tangga menghadap kedinding (posisi pria itu menyamping dari penglihatan aku).
masih dalam keadaan setengah melamun aku coba amati sosok itu.
"Wah, tampannya." Batinku.
Kemeja putihnya terkancing rapi dan celana kainnya seakan digosok dengan lipatan yang tepat. Tidak hanya itu lagi-lagi aku fokus kewajah tampannya. Masih dalam setengah melamun kujelajahi setiap garis diwajahnya. Walaupun mengamatinya dari samping aku bisa dengan sangat yakin mengatakan kalau dia benar-benar tampan.
"Ah, kwitansi." Ingatku. Aku langsung merunduk guna membuka laci meja kerjaku. Ku raih kwitansi yang ku maksud lalu meletakkannya diatas meja. Ku sempatkan mataku kembali melihat kearah tangga. Kosong. Sitampan sudah tidak berada disana. Penasaran akan keberadaannya aku mencoba pergi keruangan sales.
"Wah, tampannya." Batinku.
Kemeja putihnya terkancing rapi dan celana kainnya seakan digosok dengan lipatan yang tepat. Tidak hanya itu lagi-lagi aku fokus kewajah tampannya. Masih dalam setengah melamun kujelajahi setiap garis diwajahnya. Walaupun mengamatinya dari samping aku bisa dengan sangat yakin mengatakan kalau dia benar-benar tampan.
"Ah, kwitansi." Ingatku. Aku langsung merunduk guna membuka laci meja kerjaku. Ku raih kwitansi yang ku maksud lalu meletakkannya diatas meja. Ku sempatkan mataku kembali melihat kearah tangga. Kosong. Sitampan sudah tidak berada disana. Penasaran akan keberadaannya aku mencoba pergi keruangan sales.
Aku mengamati setiap para pekerja pria yang ada diruangan itu. Namun sitampan juga tidak terlihat disana. Yang terlihat hanya pria-pria dengan standar ketampan dibawah rata-rata. Aku mencoba menghampiri mereka satu persatu untuk menanyakan mengenai sitampan yang entah mengapa mulai mengusik pikiranku.
" Pak, ada sales baru ya? ". Tanyaku kepada Seorang supervisor. Bapak itu hanya melihatku dengan heran sambil menjawah.
" Tidak ada, kenapa? "
" Loh, tapi tadi saya lihat ada cowok cakep ditangga pak, pakaiannya rapi banget pak, makanya saya kira dia sales baru. " Desakku.
" Tidak ada Novi, saya belum ada menerima karyawan baru. " Kesal bapak itu.
" Terus cowok tadi siapa pak? " Desakku lagi.
" Mana saya tau hantu mungkin. " Mendadak sekujur tubuhku merinding hebat hingga membuatku menggeletar geli.
" Ih, masak sih hantu tampan pak. " Sergahku.
" Dasar goblok, mereka dulukan manusia juga. Ada yang tampan dan ada juga yang jelek. " kesal bapak itu. " Tapi, biasanya hantukan seram pak. "
" Mungkin matinya enak kali, makanya mukanya tetap tampan." akupun terbodoh. Dengan lemas aku melangkah keluar dari riangan itu.
" Pak, ada sales baru ya? ". Tanyaku kepada Seorang supervisor. Bapak itu hanya melihatku dengan heran sambil menjawah.
" Tidak ada, kenapa? "
" Loh, tapi tadi saya lihat ada cowok cakep ditangga pak, pakaiannya rapi banget pak, makanya saya kira dia sales baru. " Desakku.
" Tidak ada Novi, saya belum ada menerima karyawan baru. " Kesal bapak itu.
" Terus cowok tadi siapa pak? " Desakku lagi.
" Mana saya tau hantu mungkin. " Mendadak sekujur tubuhku merinding hebat hingga membuatku menggeletar geli.
" Ih, masak sih hantu tampan pak. " Sergahku.
" Dasar goblok, mereka dulukan manusia juga. Ada yang tampan dan ada juga yang jelek. " kesal bapak itu. " Tapi, biasanya hantukan seram pak. "
" Mungkin matinya enak kali, makanya mukanya tetap tampan." akupun terbodoh. Dengan lemas aku melangkah keluar dari riangan itu.
Pandanganku kosong dengan langkah gusarku kembali keruang kerjaku. Sebelum membuka pintu ruang kerjaku. Kusempatkan melihat kearah tangga dengan sensasi merinding yang belum hilang. Dengan perasaan kecewa dan tak percaya batinku berkata,
" Jadi kau hantu? "
" Jadi kau hantu? "
-The End-

Komentar
Posting Komentar